Pages

Jumat, 11 Mei 2012

Langkah Awal Meraih Mimpi 2

Pertama kali menginjakkan kaki di nagari Yogyakarta, ada cerita lucu, berangkat dari mojokerto sekitar jam 11 malam, sampai jogja jam jam 3 pagi. Setelah datang sebenarnya udaj ada janji sama kakak sepupu, tapi apa daya dia ketiduran dan juga hapequ cdma jadinya gak bisa dipakai ketika sampai dijogja lengkap sudah ujian di pagi petang ini. terpaksa tidur dibawah jembatan janti, menunggu fajar dan subuh tiba. Stelah terdengar suara kakek-kakek tua mengumandangkan adzan yang kurang begitu nyaring bunyinya, aku mencoba mengikuti asal arah suara yang meliuk-liuk cempreng tersebut. Inilah realita, ketika yang muda sudah lupa akan tanggung jawabnya mengemban tugas menggantikan tugas poara tetua, atau malah sebaliknya yang tua-tua malah tidak sadar diri dan tidak mau digantikan oleh yang muda, mereka merasa masih kuta dan ingin terus tetap berjaya.
Kesan pertama memandang jogja seakan sangat asing, tapi inilah dunia baruku yang akan kuarungi. Saat itu ketika SMA aq masih ingat betul, rekreasi ke jOGJA aku sudah daftar tapi pas hari terakhir pelunasan pembayaran aku tidak bisa bayar, karena aku dan orang tua lagi tidaka ada duit sama sekali, kecewa tapi mau gimana lagi, saat itu aku bicara pada diriku sendiri aku pasti bisa menginjakkan kaki dijogja. Sebuah kekecewaan yang menjadikanku semangat untuk pergi ke jogja. Ternyata jogja tak sindah di TV yang selama ini aku liat, tak lebh seperti kota-kota lain tapi kelebihan jogja yakni memiliki situs kerajaan yang masih hidup dan dilestarikan, inilah yang menjadikan jogja berbeda.
Jogja lagi jogja lagi, sebenarnya sedikit bosan denger kata-kata itu tapi yainilah kota dan rumah keduaku setelah mojokerto.
  

Langkah Awal Meraih Mimpi

Langkag Awal Meraih Mimpi, mungkin itu yang sedikit akan aku ceritakan.Malam itu ketika tekadku bulat, untuk hijrah ke jogjakarta, aku putuskan untuk tetap berjalan dengan modal yang dibilang tak begitu banyak, tapi aku yakin pasti ketika tuhan memberikan jalan tuhan juga menyertakan cobaan beserta kunci permasalahan tersebut. Rasa dingi dan sedikit berat hati, karena saudaraku masih terlelap dan belum sempat aku untuk mengucapkan salam perpisahan, yang mungkin juga untuk beberapa bulan, tahun, ataupun abad kita takkan berjumpa lagi. Mimpi lagi-lagi mimpi yang harus kukejar, mengakibatkan aku harus meninggalkan orang yang aku sayangi, seseorang yang mungkin juga tidak pernah tau kalau aku menyayanginya. Mimpi lagi-lagi mimpi yang membuat aku bertahan demi orang-orang yang aku sayang. Peran orang-orang yang aku sayang ini juga sebagai bahan bakar kekuatan perjalananku untuk meraih apa yang di sebut mimpi.
   dari kota Yogyakarta, aku mulai dan semoga menjadi awal yang baik untuk perjalananku menempuh mimpi. dengan bermodalkan Doa restu sang bunda dan Ridlo Bapakku yang tak pernah henti-henti bersujud untuk keberlangsunganku. Mungkin perjalanan ini akan menemui hambatan, ataupun kendala-kendala, tapi aku yakin dengan doa restu kedua orang tua yang sudah kugenggam dikepalan, aku mampu meruntuhkan tembok penghalang yang besar sekalipun.
   berbekal keyakinan dan kepercayaan diri tinggi terhadap tuhan aku berangkat ke jogja, meski tanpa upacara pelepasan keberangkatan, aku kan tetap melangkah demi MIMPI, dan juga masa depan yang lebih baik, demi orang-orang yang aku sayang, dan orang-orang yang aku cinta.