Pages

Selasa, 07 Agustus 2012

HARAPAN EMBUN

harapan embun pagi
ku masih menunggu
tuhan yang maha agung pasti mengerti

aku masih layu
dan setia di penatian menunggumu
demi cinta yang menyala
aku rela menggenggam bara api

hanya doa serta harapan
yang mampu ku lantunkan
demi kasih yang mengharu
sungguh aku rela

tak mudah jauh darimu
tuhan ku brharap padamu akan dirinya
biar ku menangis dan merintih


tuhan yang mampu merubah..
ubahlah haluan hidup ini
biar pun pada pandangan
seperti bunga yang layu terbuang

MALAM LALU

Malam Lalu 

Malam yang indah di pelantaran langit malam
bersama rembulan dan gemercik api kemenangan
hanya saling pandang, tak banyak kata yang terungkapkan
sendu, mengiringi detak jantung yang berderap kencang

Malam Lalu,
mungkn malam yang terindah
mungkin juga malam yang akan membekas
yang tak mudah terhapus oleh sekedar tangis air mata

gemercik air, gemuruh angin, dan pesan-pesan dari ranting
seolah semua mengisaratkan untuk tetap tinggal di keheningan malam bersamamu

malam lalu
malam yang pertama
semoga bukan malam yang terakhir

dan semoga bisa menghapus semua kepedihan

ILALANG


terpinggirkan, dan kadang juga terlupakan
bukan jadi yang utama,
tapi mengharapkan untuk slalu dibutuhkan

langit mendung, bisikan hujan pun datang
rayuan petir menyambar-menyambar
tangisan berderap
tak kuasa menahan kesedihan

angin pun bermain
tak pedulikan sekitar
yang terkadang menampari mukaku
yg mmbuat sayatan kesedihan menganga dan perih

angin menggoyangkanku
terbawa arah
terbawa oleh kisah
meski tak pernh tau akankah kisah ini berakhir indah

ilalang, terinjak, terbuang
terlarut dalam bayang-bayang
hanya mengharapkan angin yang memberikan warna kehidupan
meski terkadang menyakitkan, tapi tetap membawa kesan

Rabu, 01 Agustus 2012

Orang Indonesia

dalam keheningan aku mencaci
dalam keramaian aku  terpatri
kisah-kisah klasik perjalanan kehidupan
hamburan realita yang tak sesuai dengan wacana

orang tersenyum, menangis, gelisah
potret orang di perlintasan jalanan

kebulan asap keluar dengan halus dari mulut sang penjajah
mengacungkan tangan tanda memberi perintah
tak tau kami jalan pun susah
apalagi untuk memikul beban yang meruntuhkan asa

aku orang indonesia yang belum bisa menikmati berasku sendiri
aku orang indonesia yang belum sanggup membeli minyakku sendiri
aku orang indonesia menerima akan kondisi ini

dalam hati ingin sekali menjerit ' bajingan tengik, aku yang menanam, aku yang membesarkan, aku juga yang merawat tapi kenapa secuil pun tak bisa ku makan, dimanakah tuhan inikah yang dinamakan keadilan'

aku orang indonesia yang belum sanggup membayar kedelaiku
aku orang indonesia yang tega makan ayat suci alqur'an
aku orang indonesia yang setia pada kekayaan namun enggan menoleh pada kemiskinan

bangsat' bangsat' bangsat' wakilku yang mengaku wakil rakyat makan ayat alqur'an, meski membaca pun aku tak bisa tapi aku tau itu sebuah ayat suci yang berharga, penuh petuah aturan hidup, pedoman hidup, memang bangsat orang yang tega itu